Friday, September 27, 2019

Biografi KH Ahmad Sanusi



Kali saya ingin membahas tentang salah satu tokoh agama atau ulama yang ada di Sukabumi ya lebih tepatnya di daerah Sunda. Yaitu KH Ahmad Sanusi sebagai berikut :

Kyai Haji Ajengan Ahmad Sanusi di lahirkan pada malam Jum’at, tanggal 12 Muharram 1306 H bertepatan dengan tanggal 18 September 1888 M di Kampung Cantayan Desa Cantayan, Kecamatan Cantayan, Kabupaten Sukabumi (daerah dulunya bernama cantayan Onderdistrik Cikembar, Distrik Cibadak, Afdeling Sukabumi). Ia adalah seorang kyai, ajengan, pemikir Ahlusunnah, pendiri dan pemimipin al-Ittihadjtaul Islamiyyah (AII), organisasi Islam yang sekarang  berubah menjadi Persatuan Umat Islam (PUI), pejuang dan perintis kemerdekaan dengan ratusan karya keagamaan yang kebanyakan berbahasa Sunda. Ia pun adalah anak ketiga dari delapan bersaudara, ibunya bernama Empok dan Ayahnya bernama K.H Abdurrahim bin H. Yasin ( Ajengan Cantayan, Pemimpin Pondok Pesantren Cantayan). Menurut catatan K.H Muh. Junaedi Mansur, silsilah keturunan K.H Ahmad Sanusi adalah keturunan dari Suria Dadaha Dalem Sawidak Sukapura  (Tasikmalaya). Akibat timbulmya pertentangan pemerintah Jajahan Belanda, maka berpindah H. Yasin bin Idham bin Nur Sholih dari Tasikmalaya ke Sukabumi, kemudian ia mendirikan pesantren dan menjadi amil desa Cantayan, Kecamatan Cikembar, Sukabumi.

Dari sumber lain dikatakan bahwa K. H. Abdurrahim memiliki dua orang istri masing-masing bernama empok (istri pertama) dan Siti Zaenab (istri kedua). Dari istri pertamanya K. H. Abdurrahim mempunyai delapan anak, sedangkan dari istri keduanya dikaruniai sembilan orang anak, (Adz-Dzurriyyat, Desember 2005).

Sumber yang merupakan dokumen keluarga ini menunjukan perbedaan dengan sumber sebelumnya dalam hal urutan adik adik Ahmad Sanusi. Sebagai seorang anak ajengan, sejak kecil Ahmad Sanusi beserta seluruh saudaranya di didik dalam lingkungan religius, proses pendidikan agama yang diterima Ahmad Sanusi dilakukan secara langsung oleh orang tuanya yang pada waktu itu telah mendirikan sebuah Pesantren Cantayan.

Di Pesantren ini, secara rutin digelar majelis ta’lim yang selalu dihadiri oleh para jamaah dari berbagai daerah. Sementara itu, santri yang mesantren di Cantayan pun tidak hanya berasal dari daerah setempat, melainkan ada juga yang berasal dari Bogor dan Cianjur.

Seperti halnya di daerah lain, dalam kehidupan sehari-harinya pun, Ahmad Sanusi mendapat perlakuan istimewa dari para santri dan masyarakat sekitarnya. Hal tersebut disebabkan oleh rasa hormat mereka kepada kyai atau bentuk istilah lokal dipanggil dengan sebutan ajengan. Rasa hormat yang begitu tinggi yang diberikan masyarakat kepada kyai atau ajengan karena didorong oleh keadaan ilmu agamanya. Kyai merupakan kelompok sosial di masyarakat yang memiliki pengaruh sangat kuat sehingga di pandang sebagai salah satu kekuatan penting dalam kehidupan politik.

Akibatnya, kyai merupakan pembuat keputusan yang efektif dalam sistem sosial tidak hanya dalam kehidupan keagamaan, tetapi juga dalam kehidupan politik.

Sekian dulu blog saya kali ini maaf bila ada salah kata bila ada saran atau kritik silahkan komentar di kolom komentar. Have A Nice Day ^_^

No comments:

Post a Comment