Monday, September 17, 2018

Sejarah Agama Khonghucu

Hasil gambar untuk kong hu cu



Agama Khonghucu adalah istilah yang muncul sebagai akibat dari keadaan politik di Indonesia. Agama Khonghucu lazim dikaburkan makna dan hakikatnya dengan Konfusianisme sebagai filsafat.
Ajaran Konfusianisme atau Kong Hu Cu (juga: Kong Fu Tze atau Konfusius) dalam bahasa Tionghoa, istilah aslinya adalah Rujiao (儒教) yang berarti agama dari orang-orang yang lembut hati, terpelajar dan berbudi luhur. Khonghucu memang bukanlah pencipta agama ini melainkan dia hanya menyempurnakan agama yang sudah ada jauh sebelum kelahirannya seperti apa yang dia sabdakan: "Aku bukanlah pencipta melainkan Aku suka akan ajaran-ajaran kuno tersebut". Meskipun orang kadang mengira bahwa Khonghucu adalah merupakan suatu pengajaran filsafat untuk meningkatkan moral dan menjaga etika manusia. Sebenarnya kalau orang mau memahami secara benar dan utuh tentang Ru Jiao atau Agama Khonghucu, maka orang akan tahu bahwa dalam agama Khonghucu (Ru Jiao) juga terdapat Ritual yang harus dilakukan oleh para penganutnya. Agama Khonghucu juga mengajarkan tentang bagaimana hubungan antar sesama manusia atau disebut "Ren Dao" dan bagaimana kita melakukan hubungan dengan Sang Khalik/Pencipta alam semesta (Tian Dao) yang disebut dengan istilah "Tian" atau "Shang Di".

Ajaran falsafah ini diasaskan oleh Kong Hu Cu yang dilahirkan pada tahun 551 SM Chiang Tsai yang saat itu berusia 17 tahun. Seorang yang bijak sejak masih kecil dan terkenal dengan penyebaran ilmu-ilmu baru ketika berumur 32 tahun, Kong Hu Cu banyak menulis buku-buku moral, sejarah, kesusasteraan dan falsafah yang banyak diikuti oleh penganut ajaran ini. Ia meninggal dunia pada tahun 479 SM.

Konfusianisme mementingkan akhlak yang mulia dengan menjaga hubungan antar-manusia di langit dengan manusia di bumi dengan baik. Penganutnya diajar supaya tetap mengingat nenek moyang seolah-olah roh mereka hadir di dunia ini. Ajaran ini merupakan susunan falsafah dan etika yang mengajar bagaimana manusia bertingkah laku.


Konfusius tidak menghalangi orang Tionghoa menyembah keramat dan penunggu tetapi hanya yang patut disembah, bukan menyembah barang-barang keramat atau penunggu yang tidak patut disembah, yang dipentingkan dalam ajarannya adalah bahwa setiap manusia perlu berusaha memperbaiki moral.

Kong Hu Cu adalah putra bungsu Shu Liang He. Ia mempunyai 9 kakak perempuan dan seorang kakak laki-laki yang cacat kaki bernama Meng-bi. Ibunya bernama Yan Zheng Zai. Ia lahir pada tanggal 27 September 551 SM di Negara Lu, Kota Zou Yi, Desa Chang Ping di lembah Kong Song (kini Qu Fu, Provinsi Shandong). Nama kecilnya adalah Qiu yang berarti bukit alias Zong Ni artinya Putera kedua dari bukit Ni, dia menikah dengan puteri Negeri Song yang bermarga Qi Guan. Dari pernikahan ini mendapat seorang putera yang diberi nama Li yang berarti ikan gurami alias Bo Yu. Diberi nama demikian karena pada kelahiran puteranya dia telah diantari ikan gurami oleh Raja Muda Negeri Lu yang panggilannnya Lu Zhao Gong. Selain Li, Kong Hu Cu masih mempunyai dua orang puteri yang seorang menjadi isteri Gong Ye Chang, murid dia.


Kong Hu Cu adalah filsuf besar Cina. Dialah yang memadukan alam pikiran dan kepercayaan orang Cina yang paling mendasar. Filosofinya tidak hanya mengandung kaidah penuntun/pesan moral seseorang untuk hidup yang benar. Tetapi juga konsep pemikiran tentang penyelenggaraan pemerintahan. Tugas pelayanan aparatur pemerintah terhadap rakyat, tidak dalam ucapan kata-kata. Tetapi lewat tingkah laku keteladanan. Ajaran Kong Hu Cu kemudian menyerap dan menyatu menjadi budaya Cina, yang kemudian diamalkan di seluruh dunia, karena orang Cina sebagai perantau ada di mana-mana. Tahun 551 SM Kong Hu Cu lahir di kota kecil Lu,  kini masuk wilayah Provinsi Shantung di timur laut daratan Cina. Kong Hu Cu hidup pada zaman dinasti Chou, dimana masa tersebut tumbuh subur perkembangan ilmu dan teknologi. Namun Kong Hu Cu baru mulai maju pesat setelah ia berusia  50 tahun, karena Kong Hu Cu menjadi pejabat tinggi di kota Lu. Tetapi perjuangan selalu menghadapi rintangan, oleh orang-orang yang membencinya, ia diseret ke pengadilan dan dicopot jabatannya. Sehingga pada usia tuanya ia mengembara jadi guru keliling. Ajaran moral yang menonjol adalah adanya “Li dan Yen” yang merupakan pedoman hidup bahagia. “Yen” tidak hanya diartikan “cinta kasih”, tetapi lebih dari itu, yakni juga berarti keramah-tamahan dalam hubungan antarmanusia. Sedangkan “Li” dilukiskan sebagai gabungan antara tingkah laku, ibadah, adat kebiasaan, tata krama, dan sopan santun. Ajaran moral Kong Hu Cu yang mirip dengan Golden Rulenya Nasrani, berbunyi, “Apa yang kamu tidak suka orang lain berbuat terhadapmu, maka jangan lakukan!”.

Munculnya dinasti Ch’in Tahun 221 SM dengan kaisar pertama Shih Huang Ti bertekad membabat ajaran Kong Hu Cu. Tetapi pada dinasti berikutnya, Dinasti Han pada tahun 206 SM s/d 220 M justru ajaran Kong Hu Cu (confucianisme) menjadi filsafat resmi Negara Cina.

Bahwa ajaran confucianisme hanya berpengaruh di daratan Cina, di luar etnis Cina ajaran Kong Hu Cu hampir tidak ada.

No comments:

Post a Comment