Halo teman-teman semua lama sudah tidak update blogger karena tidak ada waktu untuk mengetik beberapa artikel dan masih bingung mencari ide yang menarik. Nah, karena saya hidup di Taiwan dan sering menggunakan kereta cepat untuk transportasi umum jadi saya tertarik untuk membahasnya. Yang kita ketahui kereta cepat ini pada pertama kali diperkenalkan di Jepang dan mulai berkembang di beberapa negara untuk memudahkan sarana transportasi. Tapi yang saya ingin bahas adalah bagaimana cara kerja MRT ini bisa berjalan dan membuat orang perjalanan kita jadi lebih cepat.
Pengertian MRT
Sistem Angkutan cepat, kereta bawah tanah, atau metro (bahasa Inggris: Rapid transit) adalah sebuah jalur rel penumpang listrik di wilayah dalam kota dengan kapasitas dan frekuensi yang tinggi, dan pemisahan jalur dari sistem transportasi lainnya. Sistem angkutan cepat umumnhya ditempatkan di terowongan bawah tanah atau rel melayang yang berada di atas tanah. Di luar wilayah perkotaan, jalur angkutan cepat mungkin dibuka di permukaan tanah dengan jalur terpisah.
Secara ringkasnya MRT adalah sebuah sistem transportasi transit cepat menggunakan kereta api bawah tanah. Dan kepanjangan MRT nya sendiri adalah Mess Rapid Transit.
Layanan dalam sistem angkutan cepat disediakan dalam jalur khusus antara stasiun angkutan cepat menggunakan kereta rel listrik dalam sebuah rel, meskipun beberapa sistem menggunakan roda karet pemandu, penggerak magnetik, atau monorel. Umumnya sistem ini terintegrasi dengan transportasi publik lainnya dan seringkali dioperasikan oleh otoritas transportasi publik yang sama. Angkutan cepat memiliki kapasitas yang lebih besar dan lebih cepat dibandingkan dengan trem atau kereta api ringan, tetapi tidak secepat dan sejauh kereta api komuter. Sistem ini masih belum terkalahkan dalam kemampuan mengangkut sejumlah besar orang secara cepat dalam jarak yang pendek dengan sedikit tanah yang digunakan. Variasi dari angkutan cepat meliputi penggerak manusia, metro ringan skala kecil, dan hibrida kereta api komuter S-Bahn.
Sistem angkutan cepat pertama adalah London Underground, yang dibuka pada tahun 1863. Teknologi ini secara cepat menyebar pe kota lain di Eropa, dan kemudian ke Amerika Serikat di mana sistem rel udara diaplikasikan. Saat pertama kali sistem ini menggunakan lokomotif uap, yang kemudian beralih menjadi sitem elektrik. Sejak saat itu pertumbuhan terbesar terjadi di Asia dan mulai menggunakan sistem tanpa pengemudi. Lebih dari 160 telah mengaplikasikan sistem angkutan cepat, dengan total lebih dari 8.000 km (4.900 mil) rel dan 7.000 stasiun. Dua puluh lima kota sedang melakukan pembangunan sistem ini.
Sistem metro terbesar di dunia dalam hal panjang jalur dan jumlah stasiun adalah New York City Subway, tetapi jika dilihat dari panjang seluruh jalur yang terbesar adalah London Underground dan angkutan cepat di Shanghai. Sistem metro tersibuk di dunia dalam hal jumlah penumpang harian dan tahunan adalah Tokyo Metro dan Metro di Moskwa.
Sejarah Singkat MRT
Angkutan cepat dimulai dari jalur kereta api uap ada akhir abad ke-19. Tahun 1890 City & South London Railway di London menjadi jalur kereta angkutan cepat listrik pertama.[10] Jalur kereta listrik ini kemudian digabungkan di dalam London Underground. Teknologi ini secara cepat menyebar ke kota lain di eropa, seperti di Budapest, Hungaria tahun 1896, dan kemudian menuju Amerika Serikat. Sejumlah sistem di atas tanah dibangunm dimulai dengan tahun 1893 Liverpool Overhead Railway yang secara penuh menggunakan listrik. Jalur kereta di atas tanah di Chicago dan New York dikonversi menjadi sistem listrik dari sebelumnya yang berupa sistem uap.
Pada tahun 1940, terdapat 19 sistem, dan pada tahun 1984, terdapat 66. Bagian ini juga meliputi kuta yang lebih kecil seperti Oslo dan Marseille yang memulai sistem secara ekstensif pada dekade 1960an. Pertumbuhan baru dari sistem ini telah terkonsentrasi di Asia Tenggara dan Amerika Latin. Eropa Barat dan Amerika Utara telah memulai membangkitkan kembali jalur trem, dengan sistem kereta api ringan yang melengkapi sistem kereta api dalam kota skala penuh, dan sudah tidak berfokus dalam membangun angkutan cepat. Pada waktu yang sama, pengembangan teknologi telah memungkinkan pembuatan sistem dan jalur tanpa pengemudi. Solusi gabungan juga telah terlibat, seperti kereta api-tram dan premetro, yang terdapat di beberapa sistem angkutan cepat.
No comments:
Post a Comment